Sayap Kecil Garuda
Film ini bermula dari seorang anak bernama Pulung (Rizky Balck) yang duduk dikelas 2 SMP disalah satu sekolah favorit di daerah Cianjur berkat bantuan sang abah (Gatot Brajamusti). Sedari kecil Pulung hanya tinggal bersama sang kakek di sebuah rumah kecil yang reyot.
Ayahnya sudah lama meninggal dunia sedangkan sang ibu pergi meninggalkannya dan lebih memilih bekerja di Hongkong.Pulung membantu kakeknya mengumpulkan beras sumbangan warga yang nantinya kan di jual murah kepada orang miskin .Pulung memang memiliki masa lalu yang kelam, namun hal itu tidak lantas membuatnya berkecil hati, malah ia termasuk anak yang paling banyak digemari teman-teman sekolahnya. Pulung aktif mengaji dan membantu orang lain.
Suatu hari Pulung diwawancarai oleh salah satu media televisi didepan sekolahnya, ia diberikan pertanyaan mengenai dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Pulung diminta untuk menyebutkan urutan Pancasila beserta arti lambang yang ada didalamnya.Namun Pulung tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Sontak seluruh desa dan teman-teman sekolah Pulung mencemoohnya, yang lebih parah lagi Pulung mendapat teguran dan tugas dari kepala sekolah untuk harus menghapal Pancasila. Menyadari kelemahannya dalam bidang menghapal, akhirnya Pulung terus berusaha untuk menghapalnya dengan segala upaya. Belum lagi ia juga dipilih untuk menjadi calon ketua OSIS disekolahnya.
Di akhir cerita Pulung mengikuti lomba menggambar dan yang menjadi panitia adalah seorang pelukis miskin yang menjadi warga baru di tempat Pulung tinggal. Sewaktu pelukis itu pindah ke situ Pulung ikut membantu menolong membawakan barangnya. Pulung berusaha mengahafal pancasila beserta lambangnya akhirnya Pulung berhasil dan dia pun memenangkan lomba menggambar namun Pulung memberikan piala penghargaannya kepada anak si pelukis . Anaknya buta namun ingin mengikuti lomba.
Keunggulan film Sayap Kecil Garuda adalah menyuguhkan pemandangan daerah pengunungan Cianjur yang masih sangat asri. Selain itu, didalamnya juga diselipkan beberapa tradisi Indonesia yang sangat kental salah satunya adalah kegiatan mengumpulkan beras pleret yang sudah turun temurun berlangsung didaerah Cianjur. Menunjukkan rasa nasionalisme bagi para anak yang menonton dan bagi para orang tua.
Kekurangan film ini adalah masih menggunakan latar belakang cerita yang sedang mainstream yaitu anak desa seperti yang di pakai di film anak lainnya
Pesan yang dapat dipetik dari film ini: Jika kita berusaha maka kita kan mampu dan sekurang apapun keadaan kita masih ada yang lebih membutuhkan dan kita kaan merasa sangat bahagia jika mampu berbagi dalam kekurangan kita.
-MW-
No comments:
Post a Comment