[REVIEW] THE LEGO MOVIE - WILL FERRELL (2014)

Tentunya banyak dari masa kecil kita yang bermain dengan LEGO dan berimajinasi dengan mainan bata tersebut dan kita akan memainkan suatu cerita yang membuat kita seakan-akan menjadi sutradara nya. Hal itu yang diwujudkan oleh LEGO yang mulai merambah dunia film dengan diperkuat oleh pengisi suara ternama semisal Will Ferrell , Morgan Freeman, Jonah Hill , dan masih banyak yang lain nya menyajikan film yang akan dinikmati dari segala tingkatan usia. LEGO tampaknya mengikuti HASBRO yang terlebih dahulu mengangkat film dari dunia mainan

Film ini berkisah tentang Emett (Chris Pratt) sebuah lego pekerja konstruksi biasa yang menemukan the last piece yang membuatnya menjadi sebuah perwujudan ramalan yang diucapkan oleh Vitruvius (Morgan Freeman) untuk melindungi dunia LEGO dari kehancuran yang dibuat oleh President Business (Will Ferrel).

Banyak sekali yang adegan atau momen dalam film ini yang akan membawa kita ke masa kecil kita baik dari susunan bata nya maupun efek film mulai dari percikan api dan air yang sangat detail membuat kita berdecak kagum termasuk kita yang hanya mengikuti instruction untuk membangun sebuah lego. Film ini membuat dan menyatakan sekali lagi LEGO diperuntukan segala level usia dan LEGO membayar lunas dengan film ini selain untuk mendongkrak penjualan mainan baloknya juga meningkatkan brand awareness dari merk tersebut.

4/5
MAL

[REVIEW] GODZILLA - AARON TAYLOR JOHNSON (2014)

Godzilla adalah salah film yang paling dinanti di musim panas ini dikarenakan versi remake kali ini untuk menebus kekecewaan fans Godzilla pada saat film terdahulu dibuat oleh sang ahli kiamat Roland Emmerich yang menuai banyak kritik. Kali ini film ini dibidani oleh sutradara asal Inggris Gareth Edwards dan dibintangi oleh Aaron Taylor-Johnson, Ken Watanabe, Juliette Binoche dan Bryan Cranston.

Film bermula dari tragedi di reaktor nuklir Jepang yang diawasi oleh Joe Brody (Bryan Cranston) dan menewaskan istrinya Sandra Brody (Juliette Binoche) dimana Joe Brody akan mencari fakta bahwa perisitiwa itu tidak disebabkan oleh masalah teknis maupun bencana alam, tetapi suatu yang besar. Pencarian fakta itu ditentang oleh anaknya Ford Brody sang ahli penjinak bom (Aaron Taylor-Johnson) yang mengira ayahnya sangat terobsesi akan suatu yang mustahil dimana mereka akan berhadapan dengan fakta yang sebenarnya setelah bertemu dengan Dr Serizawa (Ken Watanabe).

Film Godzilla kali ini memang sangat Wah! Baik dari special effect, storyline, dan secara atmosfir keseluruhan film. Anda harus menonton nya di layar yang sangat lebar dan 3D tentu nya untuk mendapatkan sensasi sesungguhnya.

1/3 Film diisi oleh drama yang berkualitas dengan penampilan Aktor Breaking Bad Byan Cranston yang gemilang, namun 2/3 film ini membuat saya mengantuk dengan mengusung tema klasik suatu premis tentara dmana Ford Brody meloncat sana-sini dalam storyline, sampai dihentak dengan duel Godzilla melawan MUTO yang sangat masif dan lagi-lagi wah! Dan yang menarik bahwa manusia bukan lah yang menjadi pahlawan di film ini.

Secara keseluruhan film ini sangat saya rekomendasikan untuk ditonton sebelum kita menonton film unggulan panas lain nya seperti X-Men. Happy Watching

4/5
MAL

Grand Seminar E-Youth Universitas Bakrie 2014

Grand Seminar E-Youth 2014: Entrepreneur Kreatif, Tulang Punggung Ekonomi Bangsa

Entrepreneur membantu perekenomian bangsa? Mungkin tidak banyak dari kita yang

mengetahui fakta ini. Entrepreneur berperan dalam segi pendapatan negara, juga membantu

pemerintah mengurangi jumlah pengangguran. Masih nggak percaya?

Kalau masih belum percaya, kamu harus hadir di Grand Seminar E-Youth 2014! Puncak

acara E-Youth 2014 ini akan mengusung tema “Entrepreneur Change Our Economy” pada Grand

Seminar I dan “Exploring Creativity to Compete in Global Economy” pada Grand Seminar II.

Kedua seminar bergengsi ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 17 Mei 2014 mendatang.

Grand Seminar I akan mengundang Fung Fuk Lestario (Executive Director of Global

Entrepreneurship Program Indonesia dan co-founder Lazada Indonesia), Svida Alisjahbana

(CEO Femina Group), dan Jo Eddy Respati (CEO Jungleland Indonesia) sebagai pembicara.

Mereka akan memberikan materi seputar bagaimana peran entrepreneur dalam perekonomian

bangsa. Juga, akan ada materi mengenai AFTA 2015 dan apa yang harus disiapkan oleh

entrepreneur untuk menyanbut era tersebut.

Sedangkan Grand Seminar II akan mengupas tentang bagaimana cara mengeksplor

kreativitas entrepreneur supaya tetap dapat bersaing dalam pasar global. Dihadiri oleh Peter

Firmansyah (CEO Peter Says Denim), Dewa Eka Prayoga (CEO Billionaire Coach), dan Brian Arfi

Faridhi (CEO Dhezign Online Solution), kamu bisa meraih motivasi untuk terus

mengembangkan bisnis kamu agar bisa mendunia.

So, mark your calendar! For further info, you can take a peek at our tweets at

@EYouth_UB and don’t miss this event!

[REVIEW] 3 AM PART 2 (2014)

3AM Part 2 merupakan Film Horror Thailand sekuel tapi tidak berlanjut dari Film berjudul sama 3 AM, dimana 3AM tampaknya mengikuti kesuksesan Phobia yang juga membuat sekuel juga. Dengan Mengusung 3 Film,  3 Sutradara dalam 1 Film dan dibuat sedikit memaksakan untuk saling bertalian satu sama lain, tidak seperti Phobia yang membuat benang merah yang dapat dicerna oleh orang banyak. Film pertama dalam 3AM Part 2 adalah The Third Night bercerita tentang seorang boss geng motor yang meninggal dalam suatu kecelakaan motor yang menuntut balas kepada kekasihnya yang selingkuh dengan teman 1 geng nya dan teman-teman geng motornya yang tampaknya senang ia meinggal. Lalu dilanjutkan dengan film kedua yang berjudul The Convent yang mengangkat cerita hantu suster tidak berkepala yang gemar bermain piano, dibumbui oleh kisah cinta sejenis di dalam sebuah asrama wanita. Film Terakhir yang merupakan gimmick dari film omnibus horror Thailand dimana suatu cerita komedi horror yang kita akan menebak siapakah yang sudah menjadi hantu dan menyorot sekeluarga yang mempunyai usaha di pembuatan kertas untuk orang yang sudah meninggal. 3 Film disajikan ala kadar nya meskipun sedikit kocak pada film terakhir tapi sebagian besar tidak terlalu menyeramkan, dan dengan penyuguhan 3D di segelintir adegan nya terkesan hanya tempelan film belaka dan mengalami penurunan baik dari segi cerita dan eksekusi film horror Thailand yang saya merupakan salah satu fans berat nya.

2/5

MAL

[REVIEW] 8000 (2014)

Orisinil.

Satu kata yang mewakili film ini karena begitu mengena kepada orang-orang yang biasa tinggal merantau baik sedang kuliah maupun kerja di daerah yang jauh dari sanak keluarga dan dengan modal 8000 rupiah dapat bertahan hidup. Film pendek digarap dengan smooth antar satu adegan dengan adegan lain dan pengambilan gambar yang menurut saya cukup baik namun sayang di beberapa pengambilan gambar sangat memaksakan untuk mengambil 3 orang sekaligus sehingga ada yang terpotong dan tidak kelihatan penuh dalam layar dan noise sound yang masih kurang clear. Tingkatkan terus guys.

MAL

3/5

[REVIEW] BISU (2014)

BISU

Ini mungkin review saya untuk film pendek pertama kalinya dalam hidup saya dan sebagai bentuk support saya kepada sineas film pendek Indonesia.  Bisu. Dugaan saya pertama kali film pendek akan dimainkan dnegan style seperti The Artist yang tidak menggunakan suara dalam akting mereka. Namun dugaan saya salah.  Film Pendek ini masih bersuara, cerita dimulai dengan dua sejoli yang bertemu dimana yang cewek sangat matre dan cowok yang baik hati rela memberikan uang nya kepada pacarnya yang kelak menjadi istrinya. Cerita bergulir dimana sang istri menjadi bisu dan tidak rela suaminya tidak bisu juga (Storyline ini lah yang saya tangkap) sehingga membuat istri nekat memberikan obat keras kepada suaminya. Dan ditutup oleh adegan dari pembuka film yang sekarang ada kata-kata di dalam isi kepala mereka berdua dan ini menurut saya cukup jenius ide nya, namun saya tidak dapat menyimpulkan apakah storyline yang saya tangkap sudah benar atau belum. Overall cukup baik dalam garapan nya namun kesan loncat-loncat dan tidak smooth antar satu frame dengan yang lain membuat penonton harus berpikir keras film ini bercerita tentang apa. 

MAL

2/5

Review: The Amazing Spider-Man 2: Rise of Electro - Andrew Garfield

-->

Setelah sukses dengan film pertamanya, The Amazing Spider-Man, 30 April lalu Sony Pictures telah merilis sekuelnya yang berjudul The Amazing Spider-Man 2: Rise of Electro. Film yang diadaptasi dari komik karya Stan Lee dan Steve Ditko ini mengisahkan tentang kehidupan Peter Parker (Andrew Garfield) yang bertindak sebagai jagoan New York dan juga sebagai kekasih dari Gwen Stacy (Emma Stone).

Di tengah kesibukan sebagai Spider-Man, Peter bertemu dengan sosok teman lama, Harry Osborn (Dane DeHaan). Bukan pertemuan biasa, melalui Harry, Peter menemukan berbagai petunjuk masa lalu yang berhubungan dengan riset dan kematian orang tuanya. Melalui Harry, Peter harus berhadapan dengan musuh tak terkalahkan bernama Electro (Jamie Foxx). Melalui Harry, Peter harus melihat keegoisan sahabatnya dalam wujud Green Goblin yang ikut menyerang dirinya bersama dengan Electro. Melalui Harry, Peter harus kehilangan kekasih hatinya, Gwen Stacy untuk selama-lamanya.

Di saat yang sulit itu, Peter menemukan fakta mengejutkan tentang ayahnya, Richard Parker. Sebagai ilmuwan yang bekerja di bawah Oscorp (perusahaan yang dimiliki keluarga Osborn), Richard tidak ingin penemuannya disalahgunakan oleh Oscorp. Peter pun menyadari bahwa selama ini ia telah salah paham dengan berpikir bahwa kedua orang tuanya mencampakkan dirinya. Ketika Peter menyelidiki semuanya, masa lalu orang tuanya dan semua ancaman baru bagi dirinya; Electro, Green Goblin dan Rhino, ia menyadari bahwa semua itu memiliki satu kesamaan, yakni OSCORP.

Sama seperti film pertamanya, selain dalam bentuk 2D, film yang masih disutradarai oleh Marc Webb ini juga bisa dinikmati dalam format 3D. Film dengan durasi 141 menit ini juga meninggalkan pertanyaan bagi pencinta film Marvel seiring dengan kepergian Gwen Stacy: Apakah Mary Jane akan kembali dan menggantikan posisi Gwen Stacy?

-EH-

[REVIEW] The Amazing Spiderman 2 : Rise of Electro - ANDREW GARFIELD (2014)

The Amazing Spiderman 2 : Rise of Electro

Baik kita mulai darimana ya. Hmm. Kita mulai dari melihat komparasi Spiderman Era Sam Raimi dan Marc Webb, terlihat jelas Spiderman era Marc Webb yang menurut saya lebih terasa Peter Parker nya dan eksekusi yang lebih berbobot bukan hanya dari efek nya saja melainkan dari cerita dan proporsi pembagian peran masing-masing tokoh, bahkan Aunt Mary mendapatkan porsi yang lumayan sentral di film Spidey era Marc Webb dan tentunya memiliki tone yang lebih gelap sedangkan versi Sam Raimi begitu memuja penggunaan CGI yang berlebihan disana-sini dan lemah secara cerita. Kisah film ini dibuka dari lanjutan film pertama The Amazing Spiderman dimana NYC diporak-porandakan oleh manusia Kadal yang merupakan mutasi dari dr Curt Connors dan kisah kecelakaan pesawat yang menewaskan Kedua orang tua Peter Parker, Oscorp mulai menutupi dan membatasi proyek-proyek yang dapat mebuat harga saham mereka jatuh. Sang  Jagoan kita Peter Parker kembali melanjutkan hidupnya di dua dunia dimana dibayangi oleh janji yang pernah terucap kepada ayah Gwen dimana Peter Parker berjanji untuk menjauhi Gwen. Harry Osbourne pun muncul di Film ini yang dimainkan oleh bintang dari Film Chronicle dimana peran yang diemban nya begitu pas baik sebagai teman dan musuh Peter Parker. Major Villain di film ini adalah Electro diperankan oleh  Jamie Foxx dimana sang electric engineer Oscorp max dillon yang nge-fans dengan Spiderman dan haus akan pengakuan akan dirinya  menjadi kapasitor listrik hidup setelah tersengat belut listrik hasil rekaan  Oscorp dan cukup merepotkan Spiderman dan membuat NYC gelap gulita sama seperti kondisi daerah-daerah Indonesia yang sering byarpet mungkin bukan salah PLN tapi ada Electro yang sedang nge-charge disana. Dan Ending dari film ini bagi pecinta komik nya mungkin sudah menduga tapi bagi yang belum saya tidak mau menggangu kenikmatan dari pembaca semua. Namun yang  Jelas Sinister Six akan muncul di Film ketiga The Amazing Spiderman, dimana Mysterio sudah diberi akses ke ruangan proyek rahasia Oscorp dan terdapat alat-alat seperti tentakel Dr Oc. Dan film pun ditutup oleh pertarungan Rhino dan  Spiderman serta tak ketinggalan teka-teki apa yang membuat orang tua Peter Parker harus meninggalkan anaknya sudah terjawab di film ini. Sekuel  Spiderman ini pun menurut saya cukup solid dimana dapat mengimbangi film-film musim panas yang akan mulai menyerbu di bioskop-bioskop terdekat. Happy  Watching

4/5

MAL