[REVIEW] THE FOUR II - Liu Yi Fei (2013)

                Bagi Anda pecinta film action, The Four II ini sangat recommended untuk Anda tonton di sinema kesayangan. Film yang merupakan sekuel kedua dari film The Four ini diadaptasi dari novel karya Woon Swee Oan.

                The Four II memiliki kisah tentang empat orang polisi – The Four: Emotionless (Liu Yi Fei), Iron Hands (Collin Chou), Life Snatcher (Ronald Cheng) dan Coldblood (Deng Chao). Empat polisi ini sudah tidak diragukan lagi kekuatan dan skill-nya.

                Suatu ketika terjadi pembunuhan massal di sebuah tempat dan The Four bertanggung jawab untuk menyelidiki kasus tersebut. Seiring berjalannya penyelidikan, Iron Hands, Life Snatcher dan Coldblood melihat petunjuk pembunuhan yang berkaitan dengan pembunuhan keluarga Emotionless 15 tahun silam.

                Film yang disutradarai oleh Gordon Chan ini juga mengungkit drama tentang Emotionless yang diadopsi oleh keluarga besar kepolisian karena mereka menganggap 15 tahun lalu, Emotionless hanyalah gadis kecil yang tidak bersalah.

                Tanpa sepengetahuannya, Emotionless tetap membantu polisi untuk terus memburu pembunuh yang sebenarnya. Hingga suatu hari, Emotionless dan pimpinan kepolisian ditangkap dan disandera oleh pembunuh yang sebenarnya. Dari sana, diketahui pembunuh ini juga sempat memprovokasi pimpinan kepolisian hingga membuat The Four mengira pimpinan merekalah yang membunuh. Keluarga pembunuh ini memiliki kemampuan untuk mengubah dirinya menjadi serupa dengan orang lain.

                Di akhir film ini, Emotionless mendapati kenyataan bahwa yang membunuh keluarganya adalah polisi-polisi yang sudah menganggapnya keluarga saat ini. Sangat emosional, Emotionless memutuskan untuk pergi menyendiri dan berpisah dengan keluarga kepolisian yang sangat menyayanginya. Film action dramatik ini sedikit menggantung karena tidak diceritakan apa yang terjadi pada keluarga pembunuh di akhir cerita. The Four III, maybe?

EH

[REVIEW] ESCAPE PLAN - SYLVESTER STALLONE (2013)

“No One Breaks Out Alone”

                Escape Plan mengisahkan tentang seorang yang profesional di bidang urusan keamanan penjara, Ray Breslin (Sylvester Stallone) yang terpaksa terjebak di dalam penjara berteknologi tinggi, The Tomb. Sebelumnya, Breslin menghabiskan hidupnya keluar masuk dari satu penjara ke penjara lainnya untuk mempelajari desain penjara, mengamati kebiasaan penjaga untuk menemukan kelemahan penjara, dan kemudian dia akan melarikan diri. Hasil dari keahliannya ini ditulis dalam sebuah buku.

                Agen CIA, Jessica Miller menawari Breslin jutaan dollar untuk menguji keamanan penjara rahasia dan kemampuan Breslin untuk melarikan diri. Dalam kesepakatan ini, Breslin diharuskan menggunakan nama samaran dan tidak ada kontak dengan dunia luar. Bahkan alat pelacak di tubuh Breslin dikeluarkan secara paksa oleh tim penjaga penjara The Tomb.

                The Tomb merupakan penjara yang sangat canggih dengan pengawasan ketat. Di dalam penjara, dia bertemu dengan seorang napi lainnya bernama Rottmayer (Arnold Schwarzenegger) hingga akhirnya mereka merencanakan pelarian dari penjara sempurna tersebut. Film Escape Plan ini semakin menarik ketika perlakuan yang diterima Breslin di penjara sangatlah buruk dan terkuak bahwa orang yang memenjarakan Ray adalah salah seorang rekan yang sangat ia percaya selama ini.

                Selain kerjasama dengan Rottmayer, mereka juga merekrut Javed, napi Muslim yang memiliki alibi ingin sholat tahajud agar mengetahui koordinat lokasi mereka. Usaha Javed membuahkan hasil, Breslin mendapati bahwa mereka sedang berada di sebuah penjara di tengah Samudera Atlantik dekat perairan lepas Maroko. Breslin dan Rottmayer terus mempelajari kompleks serta rutinitas penjaga dan kemudian mereka merasa membutuhkan bantuan dokter yang sangat setia dengan sumpah dokternya, sehingga ia mau membantu pasiennya, Breslin. Dokter menjadi perantara Breslin mengirimkan email kepada rekan Rottmayer agar menjemput mereka menggunakan helikopter.

                Rencana berjalan mulus hingga Breslin, Rottmayer dan Javed berhasil keluar. Namun, kecanggihan penjara tidak memudahkan mereka. Kendali otomatis mengunci seluruh akses untuk keluar, sehingga Breslin harus beraksi di ruang mesin, sementara Rottmayer dan Javed mengalihkan perhatian penjaga penjara. Unfortunately, alih-alih mengalihkan perhatian, Javed tertembak dan menjadikan dirinya tumbal. Adu tembak terjadi antara Javed dan penjaga penjara. Kalah peluru, akhirnya Javed dihujami tembakan oleh penjaga. ---Di sini terdapat scene pembacaan dua kalimat syahadat seorang Muslim. He’s such a nice terrorist--- Rottmayer berhasil meloloskan diri dan meraih seat di helikopter.

                Sementara Breslin berhasil menghirup udara kebebasan dari dek kapal penjara, ia masih terus diserang oleh penjaga. Rottmayer, teman yang setia berusaha melindungi rekannya itu dengan menyerang balik penjaga penjara. Breslin melarikan diri dengan masuk ke sistem pembuangan otomatis hingga ia terlempar ke laut dan akhirnya berhasil meraih tangga helikopter. Aksi heroik terjadi kembali ketika Breslin menembaki drum barrel di tempat berdirinya Hobbes ---kepala penjara---, hingga tubuhnya terbakar tanpa ampun. Dua sahabat ini akhirnya mendarat di daratan Maroko dijemput oleh putri Rottmayer (yang bernama asli Mannheim). Putri Mannheim satu-satunya itu memperkenalkan diri sebagai Jessica Miller, Agen CIA ;) What a great ending.

                NB: rekan yang menjebak Breslin mendapat balasan setimpal dari Breslin dengan memasukkannya ke dalam mobil terkunci --- di dalam box supeeer sempit --- di antara ribuan box lainnya --- di sebuah kapal besar --- di tengah samudera --- 

EH

 

[REVIEW] CAPTAIN PHILLIPS - TOM HANKS (2013)

“This is His Incredible Story of Survival”

                Another awesome movie based on true story. Captain Phillips --- film terbaru dari aktor kawakan Tom Hanks ini merupakan sebuah film yang divisualkan dari buku karya Richard Phillips dan Stephan Talty, “A Captain’s Duty: Somali Pirates, Navy SEALs, and Dangerous Days at Sea”.

                Kisah mengenai perompak laut mungkin terdengar seperti cerita dongeng untuk beberapa kalangan. Namun kenyataannya, pembajakan kapal oleh perompak masih ada dan menjadi ancaman tersendiri bagi para awak kapal laut saat ini. Di Somalia salah satunya. Tahun 2009, kapal barang Amerika Serikat Maersk Alabama yang dinahkodai oleh Kapten Phillips (Tom Hanks), mengalami pembajakan oleh perompak Somalia. Maersk Alabama sedang melakukan perjalanan menuju Mombasa, Kenya. Maersk Alabama merupakan kapal barang Amerika pertama yang dibajak dalam waktu 200 tahun terakhir.

                Kapten Phillips cukup mengerti bahwa mereka akan melewati area pesisir yang berbahaya karena adanya aktivitas perompak laut. Bersama dengan 20 orang awak, mereka menyadari Maersk Alabama diikuti dan dikepung oleh sekelompok perompak yang dipimpin oleh Muse (Barkhad Abdi).

                Seluruh awak kapal mendapat perintah kapten untuk menyelamatkan diri dan bersembunyi di ‘secure room’. Selaku kapten, Richard Phillips merasa keselamatan kapal dan awak sepenuhnya adalah tanggung jawab kapten. Kapten Phillips terus berkomunikasi dan mengalihkan perhatian perompak yang bersenjata api tersebut. Kapten terus menjebak dan membodohi perompak. Tak membuahkan hasil positif, justru Kapten Phillips yang disandera oleh perompak di dalam kapal darurat Maersk Alabama. Terombang-ambing di tengah lautan, kapten terus menanti bantuan dari awak kapalnya yang ternyata dengan setia mengikuti kapal darurat yang dinahkodai perompak Somalia. Sekali, kapten berusaha kabur dengan berenang ke lautan, namun perompak kembali berhasil menyanderanya.

                Akhirnya, dengan sangat putus asa, kapten menyerah untuk berusaha meloloskan diri. Ia bahkan sudah menulis surat kecil untuk keluarganya, karena besarnya kemungkinan terburuk hidupnya akan berakhir di tangan perompak bengis ini. Keputusasaan kapten ternyata tidak menular ke awak kapal Maersk Alabama, mereka meminta bantuan angkatan laut Amerika Serikat, yang akhirnya berhasil mengelabui dan bernegosiasi dengan Muse agar Muse mau naik ke kapal Amerika untuk bertemu tua-tua Somalia. Muse menyetujui tanpa tahu bahwa ia akan dibawa ke Amerika untuk diadili dan dipenjara. Dan jalan terakhir lainnya pun diambil, angkatan laut AS, melepas pecut tembakan ke kapal darurat dan dewi fortuna berpihak, dua peluru berhasil mengenai kepala perompak.

                Kapten Phillips yang begitu trauma dan takut, akhirnya berhasil diselamatkan. Ia menangis dengan sangat emosional, meluapkan segala ketakutannya, terutama ketakutan akan meninggalkan keluarga yang amat dicintainya.

                Ketegangan sangat terasa seiring dengan berjalannya alur cerita film Captain Phillips ini. Pengalaman mencekam dari teror di laut, drama yang sangat emosional serta kemampuan akting aktor Somalia juga membuat Captain Phillips ini semakin layak untuk ditonton. Di akhir film, dijelaskan bahwa Muse dipenjara di lapas Amerika Serikat. Kapten Phillips saat ini sudah dalam proses penyembuhan traumanya dan sudah kembali melaut.

 EH

[REVIEW] THE SMURFS 2 - Neil Patrick Harris (2013)

“Get Ready to Get Naughty!”

                The Smurfs 2 merupakan sekuel kedua dari film  Smurfs sebelumnya pada tahun 2011 lalu. Film animations adventure family sequel ini sangatlah menarik untuk ditonton karena sangat menghibur dan memiliki makna positif tentang cinta kasih bagi anak-anak.

                The Smurfs 2 menceritakan tentang Smurfette yang sering dihantui mimpi buruk di setiap ulang tahunnya. Smurfette bermimpi bahwa ia kembali menjadi satu  ciptaan penyihir jahat, Gargamel. Papa Smurfs kemudian berhasil menenangkan Smurfette dan Smurfette pun diminta hanya fokus dengan ulang tahunnya. Smurfette melihat keadaan di negeri Smurfs dan mendapati bahwa tak ada satu Smurf pun yang mengingat hari ulang tahunnya. Namun, yang tidak diketahui Smurfette adalah semua Smurfs sedang berpura-pura karena ingin mengadakan pesta kejutan untuk Smurfette.

                Di dunia nyata, Gargamel menciptakan Vexy dan Hackus untuk menculik Smurfette, sehingga ia dapat memperoleh formula papa Smurfs dalam mengubah Smurfette menjadi biru. Gargamel yang saat ini menjadi pesulap terkenal di Perancis akhirnya berhasil menculik Smurfette. Negeri Smurfs menjadi gempar dan papa Smurf memutuskan untuk melakukan misi menjemput Smurfette.

                Di tengah kegundahan hati menyadari Smurfs tidak peduli padanya, Smurfette menjadi akrab dengan Vexy dan Hackus. Mereka mencuci otak Smurfette bahwa mereka adalah keluarga seutuhnya. Di sisi lain, Papa Smurfs meminta bantuan manusia yang mereka kenal, Patrick Windslow beserta istri, anak dan ayahnya. Bersama-sama mereka melakukan aksi-aksi untuk mengembalikan Smurfette dan memberi pelajaran kepada Gargamel. Tidak hanya Smurfette, papa Smurf berhasil mendapatkan Smurfs biru baru yakni Vexy dan Hackus kembali ke negeri Smurfs.

                Akhirnya, mereka berhasil kembali ke dunia Smurfs dan berpamitan dengan Windslow family. Di negeri Smurfs, mereka mengadakan pesta kejutan untuk hari ulang tahun Smurfette dan bergembira bersama. 

EH