ASSASSINATION CLASSROOM (2015)

Maraknya Film yang diangkat dari komik dan Anime makin menjamur di dunia perfilman Jepang. Momentum ini digunakan betul bagi Assassination Classroom sebuah komik “nyeleneh” untuk naik kelas menjadi Film Live Action.

Preview film ini dapat dilihat di artikel ini :

Preview : ASSASSINATION CLASSROOM (2015)
Preview : ASSASSINATION CLASSROOM (2015)

Film ini disguhi banyak adegan action yang absurd dan di luar akal sehat serta dapat mengocok perut penonton. Di luar unsur komedi yang ditonjolkan terdapat juga unsur drama persahabatan, percintaan serta rasa sayang murid ke guru dan sebaliknya. Namun plot yang kurang begitu dalam untuk dieksplore mengakibatkan penonton yang tidak membaca komik nya dapat kekurangan informasi atau bahkan tidak dapat mengikuti alur cerita selama film berlangsung.

3/5

-MAL-

EVEREST (2015)

Film yang berdasarkan kisah nyata atau based on true story sudah mulai bermunculan sehubungan dengan makin dekat nya dengan event Academy Awards dan Golden Globe Awards. Salah satu nya adalah Film Everest yang digawangi oleh Baltasar Komakur sineas asal Islandia (2 guns, The Deep, Contraband) dan disesaki oleh cast berbobot sebut saja Jason Clark, Emily Watson, Sam Worthington, Keira Knightley, Elizabeth Debicki, Josh Brolin, Jake Gyllenhaal dan masih banyak yang lain nya.

Film berpusat kepada Kejadian nyata tentang tragedi pendakian gunung Everest tahun 1996, Rob Hall (Jason Clark) sang pemilik biro travel khusus pendakian Gunung Everest Adventures Consultant yang tentu saja sudah 3x berhasil turun naik ke puncak tertinggi di Dunia akan membawa serta klien-klien dengan cita-cita tersendiri. Ada Doug (John Hawkes) seorang pengantar pos, Yasuko (Naoko Mori) penakluk 6 dari 7 puncak tertinggi dunia dan Jutawan kaya raya Beck (Josh Brolin). Proses pendakian yang diwarnai persaingan dengan biro travel lain yang dipimpin oleh Scott (Jake Gyllenhaal) dan badai salju yang sangat buruk selama sejarah pendakian gunung everest.

Film ini membawa pesan moral dan menginspirasi banyak orang bahkan hanya dari mengetahui kejadian nyata nya dimana mereka mempunyai tekad untuk mencapai titik tertinggi di dunia dan mebawa cita-cita mereka bersama nya walau harus menghadapi rintangan bahkan kematian sekalipun. Lalu walau disesaki oleh banyak bintang ternama, sang sutradara dapat membagi nya dengan porsi yang sangat pas dan mendapatkan lampu sorot mereka. Screenplay yang sangat menegangkan dari awal sampai akhir film sampai tak mau beranjak dari kursi anda dan anda akan merasakan apa yang mereka rasa.

Bersiaplah menghadapi deretan film-film berkualitas khas Oscar, dan everest menjadi pembuka nya

5/5 MAL

SOUTHPAW (2015)

Film tinju merupakan salah satu genre favorit saya untuk ditonton. Sebut saja Rocky, Ali , million Dollar Baby dan the Fighter dan sangat potensial memenangkan sebuah penghargaan sebut saja Golden Globe bahkan Oscar.

Jake Gyllenhaal mencoba peruntungan nya lagi sebelumnya kurang berhasil dengan Nightcrawler bahkan jauh sebelum itu Brokeback Mountain. Dalam film ini dengan arahan Atoine Fuqua yang mengangkat figur Denzel Washington di ranah hollywood, Jake Gyllenhaal dapat meraih aktor terbaik di Oscar. Southpaw sendiri merupakan teknik bertinju dengan berpura-pura menjadi kidal dan sangat mengandalkan pukulan counter telak ke wajah lawan.



Berawal dari kisah Billy "The Great" Hope (Jake Gyllenhaal) yang mempunyai rekor tak terkalahkan sampai di suatu titik terjadi tragedi dimana sang istri (Rachel McAdams)tewas tertembak oleh pesaingnya di suatu acara penggalangan dana dan membuat dunia Billy menjadi terbalik baik dari kekalahan pertama nya, emosi tidak stabil sampai pengalihan hak asuh anak nya yang diambil oleh negara. Billy pun mencoba bangkit kembali dengan pelatih baru nya Tick Willis (Forest Whitaker) dan menantang sang juara yang membunuh istrinya.





Didukung dengan transformasi dahsyat Jake membentuk badan nya, cast yang sangat berbobot, skenario yang sangat menggetarkan hati sampai scoring khas tinju film Southpaw ini dapat dijagokan dalam menggondol penghargaan film. satu kekurangan yang terlihat adalah kurang intens nya adegan tinju dan cenderung membosankan yang merupakan jualan utama dalam film tinju.



 4/5
MAL

Monster Hunt (2015)

Beberapa waktu lalu saya membaca tweet dari lini masa saya yang menyebutkan Monster Hunt menjadi film terlaris sepanjang sejarah perfilman negeri Tiongkok bahkan mengalahkan beberapa film Hollywood seperti Avengers. Dan saya langsung googling review dari beberapa media kritik film ternama di jagat maya, respons nya rata-rata sangat bagus serta makin membuat saya makin penasaran denagn film ini. Lalu saya mencoba melihat trailer di Youtube dan sayang sekali saya menjadi tak tertarik film ini lagi. Sampai akhir nya salah satu distributor film asal Indonesia,  Moxie Notion mengundang kami, Film Eksis untuk menghadiri screening film Monster Hunt. Akhirnya saya menganggukan kepala dan setuju dengan mayoritas kritikus film yang saya baca review nya, dan berani menyimpulkan film ini pantas menjadi film terlaris di negara Tiongkok.

Mengangkat premis yang sederhana dimana raja monster yang sedang mengandung anaknya diburu oleh monster jahat dan beberapa monster hunter yang akan menyerahkan nya kepada restoran yang kondang karena menjual berbagai makanan dari monster. Lalu mempertemukan monster tersebut dengan salah seorang pemuda yang memiliki garis keturunan monster hunter namun pada kenyataan nya pemuda tersebut payah sekali dan raja monster tersebut menyerahkan anaknya kepada pemuda tersebut untuk dijaga dari cengkraman mosnter jahat dan monster hunter.

Film dieksekusi dengan baik sekali. Dari segi setting kita dapat melihat rumah-rumah kampung yang ditata sangat apik sekali mengingatkan kita dari setting lord of the rings. Begitu juga dengan busana para pemain nya. Sampai ke scoring musik yang sangat mendukung film ini. Walaupun CGI monster belum menyatu dengan film, namun ditutupi dengan beberapa adegan kocak dan aksi yang khas sekali dari daratan  tiongkok.

Di akhir film, saya melihat kesan film ini terbuka sekali dengan kemungkinan sequel nya apalagi dari semua catatan sejarah yang berhasil dibuat nya.

5/5

MAL

PREVIEW MONSTER HUNT (2015)

Press Release

Monster Hunt: Film Tiongkok Tersukses Sepanjang Masa?

Jakarta, 31 Agustus 2015 – Membawa film mandarin pertamanya ke Indonesia,

Moxienotion menghadirkan suasana yang sedikit berbeda dari film-film yang pernah dirilis

sebelumnya. Dengan genre action, comedy dan fantasy, film berjudul Monster Hunt siap

menggebrak bioksop di tanah air pada akhir September 2015.

Perilisan film Monster Hunt di Indonesia tidak terlepas dari penjualannya yang sangat baik

di Negara asalnya, Tiongkok. Film berdurasi 111 menit ini telah berhasil meraup 1,317

miliar yuan atau sekitar Rp 2,8 triliun di minggu kedua peluncurannya dan menjadi film

Tiongkok paling sukses sepanjang masa.



Monster Hunt diangkat dari sebuah cerita kuno Tiongkok yang mengisahkan tentang

monster dan manusia yang hidup bersama di dua daratan yang terpisah. Namun sebuah

revolusi besar di kerajaan monster telah menimbulkan kekacauan sehingga memaksa ratu

monster melarikan diri ke daratan manusia. Dalam pelariannya, ratu monster tak sengaja

jatuh cinta dan akhirnya menikah dengan seorang pria dari ras manusia bernama Tianyin.

Dari pernikahan berbeda ras ini mereka memiliki anak bernama Huba. Sayangnya, kejadian

ini justru memancing reaksi tidak hanya dari para monster, tetapi juga manusia yang

membenci monster untuk mengejar mereka.



Monster Hunt disutradarai oleh Raman Hui, yang sebelumnya mengarahkan film-film

Hollywood, seperti Shrek the Third di tahun 2007 dan Kung Fu Panda: Secrets of the

Furious Five (2008). Film ini merupakan film berbahasa Mandarin dan live action pertama

yang pernah dibuat Hui. Dibintangi sejumlah nama, seperti Eric Tsang, Sandra Ng, Jing

Boran, Bai Baihe, film ini menampilkan kombinasi CGI dan live cast yang hidup serta cerita

yang berbeda dari film-film mandarin kebanyakan.



Monster Hunt akan dirilis pada 23 September 2015 di CGV Blitz dan Cinemaxx seluruh

Indonesia.



Tentang Moxienotion

Moxienotion adalah distributor film yang saat ini fokus membawa film-film dari Asia ke

Indonesia. Beberapa film, seperti Black Butler, Ju-On, Rurouni Kenshin: Kyoto Inferno,

Rurouni Kenshin: The Legend Ends, Lupin The Third, Fatal Frame, Parasyte, Iron Ladies

Roar, Ju-On 4: the Final Curse, The Canal dan beberapa film lainnya. Selain itu,

Moxienotion juga memegang license untuk memutarkan special screenings berupa film

dokumenter atau konser perjalanan band maupun musisi, seperti Fool Cool Rock (One OK

Rock) dan Over The L’A rc-en-Ciel.


For more info, please contact us:

Twitter : @moxienotion

Instagram : @moxienotion

Facebook : https://www.facebook.com/moxienotion

Email : ario@moxienotion.com

DORAEMON : SPACE HEROES (2015)

Setelah Booming Doraemon : Stand By Me yang membuat hampir semua fans Doraemon tertawa, terharu sampai terkenang di masa kecil nya dan penggambaran dalam CGI yang apik, Kita disuguhkan kembali dengan film Doraemon terbaru.  Doraemon : Space Heroes.

Berkisah Nobita dan teman-teman nya termasuk Doraemon sedang keranjingan dengan film Pahlawan luar angkasa sampai-sampai membuat mereka ingin membuat film tersebut dengan mereka semua berperan di dalam nya. Dengan alat-alat dari kantong ajaib Doraemon semua nya dapat terwujud. Namun ini baru bagian awal dari film, yang tidak disangka-sangka dalam proses pembuatan film tersebut ada alien yang datang ke bumi setelah ia menemuka ketidakberesan dengan pendatang baru di planet nya dan berusaha mencari makhluk dari planet lain untuk membantu nya. Tentu saja ia terpukau dengan setting film yang sedang diciptakan oleh alat doraemon dan meminta doraemon dan kawan-kawan membantu nya dalam misinya, dan sampai pertengahan film tersebut Doraemon dan kawan-kawan baru sadar mereka tidak sedang dalam shooting film buatan mereka.

Kesan pertama kali anda menonton film ini sama seperti ketika kita semua nonton seri petualangan Doraemon yang sampai sekarang masih sering diputar. Dan plot ceritanya pun tidak ada yang baru hanya saja penyajian kualitas audio dan visual yang sangat ditingkatkan dari film terdahulu. Dan Jokes slapstick seperti Giant mem-bully Nobita dan eksploitasi ketidak pintaran Nobita sangat terasa seperti film Doraemon di pagi hari jam 8. Namun di era yang sudah terbuka dalam hal download film sangat mengurangi minat penonton Indonesia untuk menonton di bioskop. Disamping di  Jepang sudah tayang lama jauh sebelum di Indonesia dan persepsi penonton kita sering sayang untuk menghabiskan uang untuk menonton suatu film animasi.

3/5

MAL

PAPER TOWNS (2015)

Diangkat dari Novel Best Seller. Ya Hollywood lagi keranjingan angkat film dari Novel. Namun itu semua bisa menjadi kelebihan dari baik naskah maupun dari fan base yang sudah terbentuk tetapi di lain sisi bisa jadi bumerang apabila screen play yang memaksakan dan script yang terlalu bertele-tele sampai-sampai membuat fan yang tadinya mendambakan suatu film dari novel yang mereka sukai menajadi tidak puas bahkan sampai memboikot.

Tenang saja, Paper Towns menyajikan film yang bahkan bagi orang yang belum membaca novelnya pun dapat larut dalam film tersebut walaupun ada beberapa bagian dari novel sangat tidak mungkin dimasukan satu persatu secara detail.

Film ini berkisah tentang Quentin (Nat Wolf) kedatangan seorang tetangga yang membuatnya jatuh hati dari kecil pada sesosok anak kecil yang misterius dan mempunya jiwa petualang. Namanya Margo (Cara Delevigne). Beranjak dewasa bukan nya Quentin semakin dekat dengan Margo malah semakin jauh dengan pujaan hati nya tersebut, sampai suatu malam yang mengubah hidup nya. Setelah mengalami malam terbaik dalam di hidupnya, Margo pun menghilang ke paper towns khayalan nya dan meninggalkan sekumpulan klu bagi orang yang dianggap spesial oleh dirinya, Quentin pun mengajak serta sahabat karib nya dalam perjalanan tersebut.

Penuh pesan moral. Yang mungkin sedikit kurang laku jika diputar di Indonesia, terbukti tingkat okupansi bioskop yang sangat minim. sayang sekali. Tapi jika anda sedang mencari film yang cocok untuk ditonton sama teman, sahabat, bahkan pacar mu, film ini patut dijadikan bookmark rencana nonton mu minggu ini (kalau belum turun tayang). O ya di film ini tidak ada Happy Ending maupun Bad Ending tergantung dari point of view kamu. Seriously...

4/5

MAL

[REVIEW] INSIDE OUT (2015)

Pixar is Back!



Ya ini lah headline yang akan mengawali review saya kali ini. Mari kita mulai bahas film ini!



Inside out seperti film Pixar lain nya diawali oleh short film yang berjudul  Lava, Saran saya jangan sampai melewatkan film pendek ini. Emosi anda akan langsung diguncang dalam film pendek ini, bercerita tentang gunung berapi yang selalu menyanyikan lagu nya dimana ia sangat mengharapkan seseorang (tepatnya gunung berapi lain) untuk menemani nya namun yang tidak ia sadari ada gunung berapi wanita (ya wanita) yang selalu mendengarkan lagu nya tersebut dari dasar laut.









Beralih ke Inside Out, bercerita tentang seorang anak kecil bernama Riley dengan seluruh isi di dalam kepalanya : Joy, Sad,  Fear,  Anger, Disguise mewakili apa yang dirasakan Riley dan sangat mempengaruhi dalam kehidupan nya sehari-hari. Kehidupan Riley sangat sempurna dimana ia memiliki sahabat, menyukai permainan  Hoki, dan suasana keluarga yang sangat hangat. Hingga tiba dimana Riley bersama Ayah dan  Ibu nya pindah dari Minesotta ke  San Francisco dengan segala hiruk pikuk nya. Perpindahan ini membuat kelima suara di kepala Riley sangat kelimpungan menjaga suasana hati dan kepala Riley untuk menjaga core memories Riley yang selama ini dipenuhi oleh kebahagiaan. Konflik pun mulai muncul di saat Joy sangat tidak nyaman bekerjasama dengan Sad, yang ia nilai tidak berbuat apa-apa dan hanya memperkeruh suasana sampai puncaknya di saat Sad menyentuh core memories Joy dan berubah jadi Sad dan membuat Joy dan Sad tersedot dan terdampar di dunia pikiran Riley. Petualangan Joy dan Sad pun dimulai demi menyelamatkan kehidupan Riley yang semakin hari semakin runyam. Joy dan Sad pun pergi bertualang dari pulau-pulau yang diciptakan Riley dalam kepalanya, dunia mimpi sampai bertemu dengan teman Khayalan Riley Bing  Bong.



Untuk anda penonton budiman, yang sudah lama tidak menangis dan tertawa terbahak-bahak dalam satu film dan momen sudah saatnya anda merasakan nya lagi. Suara di kepala anda akan seperti Riley dalam merespon adegan per adegan dalam film ini. Bawa serta keluarga, pacar, teman sampai tetangga niscaya keluar bioskop anda akan merasakan sesuatu yang berbeda dengan kerabat anda setelah menonton film ini.



Ya, Pixar sudah kembali dan OSCAR  sudah menunggu.



MAL rating : 5/5

[REVIEW] ATTACK ON TITANS (2015)

Live Action film sedang menjamur di dunia perfilman Jepang, hal ini dimanfaatkan betul oleh salah satu manga hits bukan hanya di Jepang melainkan juga secara Global. Ya, Attack On Titans akhirnya dibuat Live Action demi menjawab harapan fans mereka di seluruh dunia, Dan sudah tentu film ini menjadi Most Anticipated Movie di Jepang.

Attack Of Titans di bagi menjadi dua, yang pertama akan tayang segera Hari Rabu 26 Agustus 2015 di Cinemaxx, CGV Blitz dan Platinum Cineplex yang diborong langsung dari  Jepang oleh MoxieNotion.

Jujur saja, saya belum pernah membaca manga apalagi nonton anime dari Attack  On Titans. Hanya sekedar membaca sinopsis di bagian belakang buku komik di salah satu toko buku di Jakarta. Maka saya akan membuat review film ini dari sudut pandang penonton yang awam akan cerita dan komiknya.

Film sendiri berpusat pada dunia dimana manusia tinggal di dalam suatu bisa dibilang benteng yang dikelilingi oleh tembok tinggi dan besar yang melindungi mereka dari Titans.  Setelah 100 tahun lama nya manusia tidak melihat Titans dan dianggap sebagai mitos belaka, ketiga sahabat Eren,  Mikasa (Love Interest Eren) dan Armin bermain-main di tembok yang selama ini membatasi mereka dengan dunia luar, tidak disangka pada hari itu  Titans menunjukan rupa nya kembali dan meluluhlantakan kota di dalam nya dan tragisnya Mikasa harus berpisah dengan Eren dan Armin, Sisa dari yang selamat tragedi tersebut berkumpul di benteng paling dalam kota tersebut dan membentuk pasukan untuk mengambil alih kembali kota dari para Titans dengan menutup celah pada tembok terluar. Sanggupkah mereka mengalahkan Titans dan merebut kembali kota tersebut?

Dari awal kita akan disuguhi tayangan berkelas dan diwarnai efek spesial kelas yahud namun sempat di beberapa bagian terlihat sekali efek  CGI dan green screen nya. Dari segi cerita sempat dibangun apik dalam bagian pertama film dengan penuh emosional tapi kehilangan makna di bagian kedua sampai akhir film, hal ini diakibatkan penuturan karakter yang terkesan sangat terburu-buru sampai yang penonton awam seperti saya kurang bisa mengenali satu karakter dengan yang lain dan hanya mendapatkan profil singkat seperti pengguna busur yang suka makan, pria gendut yang kuat memegang kapak, rival Eren, Love Interest  Eren, sampai Single Mother. Dan transisi plot sangat tidak mulus mengakibatkan penonton sedikit merasakan Lost in Translation dan mengantuk di tengah-tengah film. Tampaknya sang sutradara harus belajar dari sineas sebangsa nya dalam trilogi Samurai X yang cukup apik dalam storyline.

Kekurangan di atas akan ditutup dengan pace film yang cepat dan full action serta cipratan darah-darah dimana-mana. Dan tentu saja yang selalu menghiasi film Jepang adaptasi komik : Music Background yang sangat asik dan menyatu dengan film. O ya jangan beranjak sampai mid hidden scene muncul sebagai sneak preview dari Attack  On Titans Part 2. Dan saya merekomendasikan menonton film ini daripada menonton 4 superhero Amerika berseragam yang rilis 2 minggu lebih awal.

MAL Rating : 3/5

Film: Attack on Titan Part 1
Original Work: Isayama Hajime
Director: Shinji Higuchi
Special Effects Director: Onoue Katsuro
Cast: Miura Haruma, Hasegawa Hiroki, Mizuhara Kiko, Hongo
Kanat, Miura Takahiro, Sakuraba Nanami, Watanabe Shu
Genre: Action, Sci-fi
Language: Japanese
Duration: 98 mins
Rating: 17 tahun

FANTASTIC FOUR - MILES TELLER (2015)

Apa yang membuat saya menonton Film ini ? Jajaran Cast nya. Lihatlah Miles Teller yang begitu apik di film  Whiplash, Kate Mara, Michael  B. Jordan dan suara berat dari Reg E. Cathey. Dan tentunya sang sutradara Josh Trank yang sempat digosipkan akan mengarahkan spin off dari Star Wars "Rogue One".



2 film pendahulunya menurut saya cukup menghibur dan bertabur bintang juga dan kita semua berharap film ini yang merupakan reboot Fantastic Four dapat menghadirkan tontonan yang layak bagi semua fans maupun yang tidak mengikuti Fantastic Four.



Hasilnya? Saran saya anda tidak menonton film ini. Tapi kalau anda memaksa anda cukup menonton 10 menit awal dan 10 menit akhir sebelum credit scene muncul. Mengapa begitu mengecewakan? Baiklah saya jabarkan.



1. Walaupun film dimulai dengan penuturan persahabatan Ben dan Reed dari kecil, saya merasa script tersebut dibawah terus sampai akhir film. Come one! This is not Monster University.



2. Plot cerita yang melompat sana-sini dan semua ditemukan di satu titik. Tidak pernah diceritakan secara gamblang seluruh karakter dan koneksi satu dan hal lainnya. Apakah Reed hanya mengurusi mesin teleportnya saja dari kecil dan menyebabkan dia anak kecil paling jenius di dunia Marvel? Apakah Ben dipaksa panggil malam-malam untuk menemani Reed? Apakah motivasi Doom? Apakah asal kekuatan dari Fantastic Four hanya dilempari batu, disambar api, kena cairan? Dan dimanakah Planet  X? Darimana Jubah Dr. Doom? Dan masih banyak hal lain yang belum terjawab tuntas sampai akhir film.



3. Porsi Dialog yang berlebihan. Apakah Josh Trank bertekad membuat film untuk dinominasikan Oscar? Dan saya jamin 1/2 isi bioskop mulai menguap ketika mulai memasuki babak kedua film.



4. Anda mencari film Superhero dengan segala adegan action? You will watched the wrong movie. Bahkan Reed mengatakan "You make this one bad."



5. DOOM. Satu hal yang tidak saya sukai secara personal dan subjektif adalah dimana seorang Villain, apalagi Dr. Doom dibuat secara asal-asalan dan  sangat mengecewakan. Dr. Doom adalah musuh bebuyutan dari Fantastic Four. Endingnya pun mengenaskan, literally mengenaskan.



6. Cast yang disia-siakan, apakah kita menyalahkan aktor dan aktris? Apakah Sutradara?  Josh  Trank langsung mengelak dengan tweet nya setelah banyak nya review buruk yang muncul yang menyatakan ini bukan versi sang sutradara nya. Scripwriter sampai Producer? Entahlah.



7. No Secret Ending. Bahkan Petugas cleaning service yang bilang kepada saya,  Pak tidak ada apa2 lagi setelah credit. Well  Done





2/5



MAL



"No more Fantastic Four, please"

#REVIEW MISSION IMPOSSIBLE : ROGUE NATION (2015)

Tom Cruise dan rekan nya di IMF telah kembali.

Tom  Cruise yang terkenal dengan cara berlarinya yang unik seperti kelinci pada installment Mission  Impossible masih menunjukan taji sampai film ke-5 ini.

Duduk sebagai produser di Rogue Nation dan sukses menggaet Alibaba Pictures sebagai investor, membawa franchise ke level yang lebih tinggi, terbukti dalam hari rilisnya langsung berhasil duduk di jajaran Box Office Amerika Serikat.


Kembali ke dalam film, Rogue Nation dibuka dengan adegan stunt spektakuler yang langsung diperankan oleh Tom Cruise yang bergelantungan di pintu pesawat yang sedang lepas landas, thanks to  Benji (Simon Pegg) yang salah membuka pintu pesawat yang seharusnya.

Keadaan damai di dunia terusik ketika grup terroris yang bernama Syndicate yang sedang diselidiki oleh Ethan Hunt bersama Tim IMF mereka menunjukan karya mereka dengan meledakan Kremlin dan membunuh Kanselir Austria. Keadaan bertambah pelik di saat CIA menuduh Ethan Hunt berada di belakang ini semua dan menutup seluruh kegiatan  IMF. Benji sampai menyebut Syndicate seperti Anti  IMF yang merekrut agen-agen rahasia dari seluruh dunia.

Kegiatan meretas dan memasuki daerah musuh seperti harus menyelinap di pusat database yang tersembunyi dalam bak air raksasa, balapan di jalanan sempit Maroko, sampai berkeliaran di  London akan membawa adrenaline penonton naik seketika.

Twist yang berlapis dalam film ini dan muncul nya Ilsa Faust (Rebecca Ferguson) yang bukan sekedar hiasan di atas kue dengan scene di Maroko serta mampu menunjukan versi wanita dari Ethan Hunt membawa film ini sangat berdebar untuk ditonton.

Apakah saya menyebutkan Villain atau mastermind di belakang Syndicate? Saya tidak terlalu tertarik untuk membahasnya karena tampanya di film action belakangan ini Villain terlalu simple dan mudah dikalahkan tanpa digali secara mendalam motif yang melatarbelakangi mereka melakukan segala kegiatan keji tersebut.

Untuk Alec Baldwin, Jeremy Renner, dan Ving  Rhames cukup menunjukan performa mereka untuk menghiasi film ini, terlepas Simon Pegg dalam film ini diberi porsi lebih dari awal sampai akhir film.


Better than latest Bourne (absolutely) and could be better than James Bond's Spectre

4/5
MAL