Pages

Monday, 18 September 2017

Tokyo Ghoul Live Action Review-2017

Tokyo Ghoul Live Action Review




Tokyo Ghoul merupakan salah satu manga dan anime yang terkenal dalam beberapa tahun terakhir. Dengan boomingnya Tokyo Ghoul maka di buatlah live action yang di adaptasi dari cerita manga dan animenya. Saya sebagai pengemar Tokyo Ghoul di anime maupun manga pun penasaran dengan gambar dan cerita yang akan di buat di live action, seperti yang kita tahu Tokyo Ghoul sering menampilkan darah manusia atau bahkan adegan2 sadis di anime ataupun di manga. Dan ini membuat saya penasaran seperti apa yang akan di perlihatkan di versi Live action.

Awal dari film ini menceritakan transformasi yang akan di alami oleh Ken Kaneki menjadi seorang half human dan half ghoul serta bertemu dengan musuhnay CCG ( Mado dan Amon). Dengan versi Live action yang hanya berdurasi kurang lebih 2 jam, banyak adegan2 yang di percepat atau di lewati di bandingkan dengan versi animenya. namun hal ini tidak mengurangi inti dari cerita Tokyo Ghoul. Contohnya seperti Kaneki yang akan berhadapan dengan Amon dari CCG, di versi lainnya Kaneki akan lebih terlihat pengecut di bandingkan dengan versi Live Action namun ini tidak mengurangi inti dari cerita Tokyo Ghoul.

Secara umum, saya terkesan dengan estetika film tersebut. Seperti kebanyakan adaptasi live action anime, film ini sepertinya tidak memiliki anggaran yang sangat besar. Untungnya, untuk dekorasi dan kostum-kostum para pemain tidak terlalu membutuhkan dana yang besar sehingga visual dapat dibawa dengan arah yang kuat dan desain yang ditetapkan. Di bagian depan, film ini kebanyakan merupakan rangkaian interior, namun semuanya menarik bagi mata sekaligus ekspresif tentang apa yang sedang terjadi. Ketika Kaneki berkerumun ketakutan di apartemennya, pemandangan itu sesak dan dingin, di terangkan oleh cahaya biru yang dingin ini dan bayang-bayang luar biasa. Tapi saat dia tiba di Anteiku, cahaya lilin terasa hangat dan mengundang, dan bayang-bayang yang sama dipenuhi oleh sensasi keamanan yang nyaman. Pencahayaan ekspresif adalah cara efektif untuk membangun suasana hati dalam sebuah film, dan Tokyo Ghoul memanfaatkan teknik ini dengan baik.

Musik dari film ini juga perlu di perhatikan, banyak musik yang mendeskripsikan kita tentang apa yang sedang terjadi dengan Kaneki. Seperti rasa lapar, ketakutan dan ketegangan di sampaikan dengan suara.
Ada juga beberapa OST yang sudah ada dari anime di tampilkan di versi Live action yang akan membuat para penonton yang sudah pernah nonton versi Animenya merasa Dejavu/Flashback dan ini merupakan hal yang sesuatu bagi penonton.
Secara keseluruhan, FIlm Tokyo Ghoul ini merupakan adaptasi kuat dari versi lainnya. Untuk para penonton yang belum pernah menonton Tokyo Ghoul versi lainnya mungkin akan lebih terasa penasaran namun tidak akan sampai mengulangi Tokyo Ghoul versi live action sampai 3 kali. Namun untuk para super fan Tokyo Ghoul, versi ini mungkin agak lebih sedikit penurunan kualitas dalam kualitas cerita dan agak lebih sedikit terasa tertebak.


+ Adaptasi setia manga / anime, adaptasi kuat dari tiga jilid ke dalam satu cerita film, produksi yang terinspirasi secara estetika, pertunjukan yang kuat dari pemeran utama
- Efek Kagune tidak sepenuhnya berhasil, tidak banyak yang baru jika Anda sudah terbiasa dengan ceritanya.


WM
Overall : 7.5/10
Story : 7.5/10
Art : 7/10
Music : 8/10

OPEN WATER 3: CAGE DIVE (REVIEW) - 2017

OPEN WATER 3: CAGE DIVE




Film ini bergenre Horror & Thriller yang disutradarai oleh Gerald Rascionato, dengan lokasi film di sebuah Pulau bernama Adelaide di Negara Australia. Film ini mengisahkan tentang 3 orang anak muda asal Amerika yang ingin mengikuti audisi trend anak muda baru yaitu merekam aktivitas extreme.

Kemudian mereka sepakat untuk merekam aktivitas saat menyelam bersama hiu di pulau Adelaide. Lalu pada saat mereka melakukan aksi tersebut, sebuah gelombang aneh muncul dan menenggelamkan kapal mereka, sehingga para awak kapal jatuh ke dalam laut lepas yang penuh dengan Hiu Putih Kelaparan tanpa pengaman atau Tralis besi. Dan pada akhirnya para korban pun kehilangan nyawa satu persatu karena tim penyelamat tak kunjung datang, dan kejadian nahas tersebut terekam seluruhnya melalui kamera video (seakan baterai kamera tidak pernah habis) yang dibawa oleh 3 anak muda tersebut.

Durasi filmnya sangat pendek, hanya sekitar 1 jam 15 menit. Alur ceritanya menjelaskan bahwa penulis membuat skenario dengan SKS (Sistem Kebut Semalam) karena ceritanya sangat simple dan mudah ditebak, ending storynya seperti kebanyakan film FTV.

Tapi perlu diakui film ini cukup mendebarkan dan menegangkan, apa lagi sceen pada malam harinya cukup membuat kita menahan napas. Pengambilan gambar juga dibuat sealami mungkin membuat kita merasa penontonlah yang merekam video tersebut.

Di luar plus minus film ini, tidak ada salahnya untuk mencoba menonton Film CAGE DIVE, terutama buat para pecinta film Thriller.



.………………………..Selamat Menonton…………………………